Label

Senin, 15 November 2010

Sang Inspirator

Pak Dirman… Senang saya menyebut beliau dengan sapaan Pak Dirman, sosok yang mulai ada dalam kamus kehidupan saya dan ternyata beliau pun orang yang saya pilih menjadi salah satu motivator dan inspirator dalam perjalanan hidup saya, saya mengenal beliau sewaktu saya duduk dibangku SD, sewaktu wajah beliau ada dalam cover buku pelajaran saya, PSPB (lupa apa kepanjangannya)

Tandu, benda yang mengingatkan saya pada beliau, seorang ksatria bertubuh ringkih yang pantang menyerah meskipun hidup hanya ditemani satu paru-paru (paru-parunya yang lain sudah tak berfungsi), kala sang dokter memintanya untuk berhenti bergerilya dan kembali ke kota, seorang ajudannya berkata :” jangankan saya, perintah presiden saja (agar beliau tinggal di kota untuk pemulihan) tidak ditanggapi”…


Duhai pahlawan…Sebegitu besarkah tekadmu untuk meraih cita-cita bangsa ini?
Sebegitu cintakah kau pada perjuangan ini?
Tidakkah kau merasakan sakit pada fisikmu?

Ada rasa ingin berjumpa beliau, ada keinginan berbincang dan bertukar fikiran dengan beliau, ada harap mendengar kisah perjuangan dari lisan beliau , tapi sinetron tentang beliau yang diperankan cucu beliau Ganang Priyambodo, cukuplah mengobati keinginan tersebut, karena keinginan dan harapan-harapan saya adalah hal yang sulit untuk terwujud, yah tak ingin tertinggal walau satu episode pun (lupa, SD atau SMP ya?)

Hari ini sebuah buku mengingatkan saya pada beliau, sehingga ingin saya memutar kembali memori tentang beliau dalam tulisan ini, yang begitu saya ingat tentang kisah beliau, sewaktu salah seorang pasukan meminta beliau mencari dana untuk membiayai peperangan dengan meminta pada rakyat, tapi apa kata beliau : “ tak seharusnya kita menambah beban rakyat dengan meminta mereka membiayai perang, pergilah kau ke Yogyakarta dan mintalah pada isteriku”…
Sang isteri menyambut utusan suaminya bertanya-tanya adakah sesuatu terjadi dengan suaminya, sang utusan menyampaikan titah panglima meminta perhiasan yang masih disimpan untuk membiayai perang, sang isteri pun tanpa ragu menyerahkan semua perhiasannya.

Subhanallah…
Wahai pahlawan…
Hijrah Rasulullah menjadi semangat bagimu, bahwa perjuangan ini tak akan pernah berhenti,seberapa berat dan besarnya tantangan yang kan dihadapi.
Tanggung jawabmu sebagai pejuang yang tak pernah surut, semoga akan terus terpatri dan menjadi inspirator bagi sukma ini.

Tidak ada komentar: