Label

Jumat, 31 Januari 2020

CINTA SEORANG AYAH


Suatu sore, menjelang maghrib, Reema pulang sambil berteriak, "Umi, ada yang beli".
 Karena yang menjaga toko sudah pulang, dan suami ada janji bertemu temannya jadi toko masih buka.
Letak toko yang tak jauh dari rumah. Mengirim anak-anak untuk memanggil saya, adalah cara suami memanggil saya kalau pesannya tidak dibaca. Jika ada pembeli yang datang

Umi : "Mana Im?", karena saya tak melihat ibu-ibu di dalam toko. Ya, mayoritas pembeli yang datang memang perempuan. Kalaupun ada laki-laki, biasanya karena mengantar istri atau anaknya.

Reema : "Itu Umi, Bapak-bapak itu" Sambil tangannya menunjuk seorang penjual makanan yang sedang melayani pembelinya. Tapi saya tak melihat tanda-tanda beliau akan datang kesini.
Lalu, saya pun bertanya ke suami pembeli yang dimaksud Reema. Jawabnyapun sama seperti Reema. Setelah  selesai melayani pembelinya. Seorang Bapak yang ditunjuk Reema masuk ke toko.

Pandangannya tertuju ke deretan baju-baju anak perempuan, setelah melihat-lihat, dengan suara pelan dan malu-malu, beliau bertanya harga baju berwarna pink yang menarik perhatiannya.
Sewaktu sedang memilih milih, saya pun mengingat-ingat. Kejadian seperti pernah saya alami. Masya Allah.. Beliau pernah datang juga kesini, dan sudah cukup lama. Saat itu beliau bertanya harga-harga baju anak perempuan. Ya, bisa dibilang waktu itu sedang ngecek harga.

Masya Allah, sekarang beliau datang lagi.. Kembali beliau bertanya harga baju anak,
Rasanya tak tega untuk menyebut harga sebenarnya, karena dari caranya bertanya pun, masih sama seperti sebelumnya begitu pelan dan malu-malu. Apalagi kalau harus menawar juga tak sampai hati rasanya. Alhamdulillah transaksi sore itu pun berjalan lancar.

Sambil melipat 3 stel baju yang dipilih, kami pun mengobrol ringan, melihat Bapak ini malu-malu dan seperti agak tegang semakin buat hati saya tak enak. Mengobrol untuk sedikit mencairkan suasana. Saya pun sangat bersyukur dengan keberadaan suami di toko saat itu. 

Sampai akhirnya beliau bercerita kalau baju yang dipilih tadi untuk anaknya di kampung.
Deg, Masya Allah.. Dari sekian banyak penjual baju, Allah menakdirkan beliau datang kesini. Saya yakin sepanjang jalan beliau berkeliling menjajakan dagangannya, atau saat ke pasar membeli bahan-bahan untuk keperluan jualannya. Ia pasti bertemu banyak penjual baju anak.
Toko yang biasanya sudah tutuppun, hari itu masih buka. Ya, karena Allah sudah merencanakannya.

Kejadian ini, mengembalikan kenangan saya saat kecil. Betapa bahagianya sewaktu Bapak membelikan kami baju baru. Mengingatkan pula akan tawa bahagia Wafa dan Reema saat Abinya pulang membawa hadiah baju untuk mereka.
Saya membayangkan, binar mata bahagia dan tawa merekah serta lompatan-lompatan khas anak-anak, saat beliau menyerahkan baju-baju tersebut.

Karena,
Saya, dan putri-putri saya pernah merasakan itu...
Karena,
Ayah, adalah cinta pertama putrinya..


Pamulang, 30 Januari 2020

Senin, 24 Juli 2017

ALLAH UBAH KEADAANKU SAATKU MULAI BERUBAH


Berdagang, kegiatan yang baru saya mulai sekitar bulan Maret 2017. Sejak teman suami menjadi seorang disributor busana muslim dan toko nya pun tidak jauh dari rumah.

Diawali dengan bergabung dalam grup resellernya, saya mulai menjual produk busana muslim secara online, produk yang merk nya sudah dikenal khalayak, dan juga kualitasnya, karena sudah cukup lama merk ini ada. Untuk menghindari kekecewaan pelanggan saat barang tak sesuai dengan katalog nya.

Hari berganti hari, lalu hitungan minggu, sampai bulan berganti belum ada pelanggan yang mampir menyapa, hingga memasuki pertengahan bulan ketiga Alhamdulillah, pecah telur juga 😄

Senang? Ah... sangat.. bahagia rasanya, usaha akhirnya berbuah juga, optimisme pun kembali muncul, kembali saya mulai rajin memasarkan dagangan saya di lapak online saya Haniya Hijab Collection.

Sambil terus belajar dengan ikut bergabung di grup bisnis, hingga saya mengikuti kelas bisnis yang masih terjangkau dengan kantong saya yang seorang pebisnis pemula.

Ramadhan mulai ramai pembeli, karena momen jelang hari raya banyak orang yang berburu busana muslim, tak hanya para muslimah namun juga sekaligus untuk keluarganya.

Hingga saat mendekati lebaran, tetapi saya sudah tidak melayani orderan, karena tak ingin melewati ramadhan begitu saja. Sambil terus berfikir, lelah sekali rasanya saat jualan mulai ramai.

Alhamdulillah sangat bersyukur namun terus berfikir, setelah ramadhan, setelah momen lebaran berakhir, apakah akan tetap ramai jualan saya.

Bisa jadi akan kembali seperti sebelum bulan ramadhan datang sepi, meskipun terkadang seharian saya membersamai hp. Sering upload foto-foto produk di medsos. Tapi hasilnya tetap sepi.

Tak hanya itu, ada keresahan yang saya tangkap dari suami, meskipun tak diungkapkan secara langsung, karena istrinya begitu sibuk dengan hp, anak-anak pun rasanya sering rewel, seperti mencari perhatian.

Ya, diakhir ramadhan hingga setelah lebaran, hal itu yang sering jadi perenungan bagi saya, bagaimana agar bisnis berkembang, orderan lancar setelah lebaran, tidak sepi seperti bulan-bulan sebelum ramadhan, dan yang terpenting, perhatian dan bonding dengan anak-anak dan suami tak ada yang berkurang, segala keperluan mereka terpenuhi seperti biasanya dan rumah tetap menjadi tempat ternyaman bagi kami.

Dengan tekad kuat, berusaha menyeimbangkan semuanya, saya mulai menerapkan manajemen waktu bagi diri saya, membuat aturan bagi diri saya, terasa beratkah? Ya, pasti. Merasa tak bebas seperti dulu? Sudah tentu.

Tak mudah memang memulainya, namun inilah sebuah konsekuensi saat kita ingin belajar menjadi orang sukses, sukses sebagai istri, ibu, pedagang dan anggota masyarakat.

Memulai dengan disiplin waktu, terus menimba ilmu cara berbisnis dan tak lupa selalu memohon bimbingan sang kholik.

Masya Allah perlahan tapi pasti perubahan pun terjadi, tak hanya berdampak pada diri pribadi, keluarga namun juga bisnis busana muslim yang baru saja dimulai per tanggal 10 juli setelah libir lebaran.

Amazing, jika di bulan-bulan sebelumnya hampir seharian saya menggenggam hp, namun sepi pembeli, saat ini hanya 4 jam dalam sehari total saya memegang hp dengan waktu yang terjadwal. Alhamdulillah hampir setiap hari saya closing.

Benar sekali firman Allah bahwa _Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika bukan kaum itu yang merubah diri mereka sendiri_.

Terus berdoa, balajar, mau berubah semoga Allah beri jalan yang terbaik. Aamiin

Pamulang, 24 Juli 2017
🏡 Sukma 🏡
(Manajer rumah cinta)

Selasa, 18 Juli 2017

To Do List Yang Mengubah Semuanya


Alhamdulillah...
Masya Allah, berawal dari to do list, ketika saya mulai membuat agenda harian, aktifitas penghuni rumah ini ikut berubah.

Tak dapat dipungkiri, bahwa seorang ibu memiliki peran yang begitu besar dan luar biasa bagi kehidupan di suatu keluarga.

Seorang ibu yang memiliki aktifitas teratur dengan manajemen waktu yang baik, maka kondisi rumah dan seisinya insya Allah akan ikut teratur juga. Ya, karena ibu adalah manajer bagi sebuah keluarga.

Saya pun, telah mempraktekkan, agenda harian membuat aktifitas harian saya teratur, pekerjaan saya terselesaikan dengan baik, aktifitas anak-anak saya yang masih balita ikut terjadwal dengan baik, karena kegiatan kami pasti dan harus seiring sejalan.

Tak hanya kondisi rumah yang terlihat rapi dan anak-anak yang teratur kegiatannya, dapat melayani keperluan suami dengan baik, saya pun memiliki waktu yang cukup untuk diri sendiri, saya dapat menjaga kebugaran tubuh saya dengan berolahraga, saya dapat menambah wawasan saya dengan membaca buku, berkontribusi di lingkungan dengan mengajarkan baca tulis Al-Qur'an anak-anak sekitar rumah dan saya dapat menghasilkan uang dengan berbisnis.

Alhamdulillah...
Perlahan, berusaha memperbaiki diri, agar dapat memberikan manfaat bagi pribadi, keluarga dan orang lain.. Aamiin..

Selasa, 11 Juli 2017

TO DO LIST

Baru dalam hitungan bulan saya mulai akrab dengan kalimat ini. Membaca dan menggali tentang membuat to do list, tapi belum tergerak membuat, baru hanya dalam gambaran dan khayalan diotak.

Sampai seorang teman sharing di wag sharing mengajak untuk membuat to do list, lalu nanti kita sharing setelah berjalan. Tergeraklah saya untuk mulai membuat, bermodalkan sebuah buku agenda dan pulpen, yang keduanya adalah souvenir sewaktu paksu mengisi pesantren kilat di Garuda Indonesia Ramadhan tahun ini. Lumayan menambah semangat dengan buku agenda baru.

Entah, kapan terakhir saya merasakan menulis di buku, karena selama ini apapun selalu saya simpan dan ketik di HP, dan kalau hp saya hilang, wassalam
2 kali kehilangan hp tak membuat saya kapok menyimpan berbagai info dan catatan di hp.

Mulailah saya mengukir huruf-huruf dibuku agenda, membuat jadwal harian detail dengan jam nya, mulai bangun tidur hingga kembali ke pulau kapuk.

Hari pertama, tidak terlaksana
Tidak sesuai jadwal dan prakteknya hari itu, "nanti dulu deh, masih repot" ungkap saya dalam hati sebagai pembelaan, kalimat pembelaan yang mengawali pagi terus berlanjut hingga malam, dan gagal lah hari pertama.

Hari kedua mulai berjalan, ketiga dan seterusnya terus berjalan, meskipun sampai saya menuliskan ini belum 100% kegiatan harian saya sesuai jadwal, godaan toleransi untuk melanggar jadwal 1, 2, 3 bahkan 4 kegiatan masih ada.

Tetapi walaupun belum 100% praktek dari _to do list_ yang saya buat, hasilnya masya Allah luaarrr biasa  . Karena mampu mengubah kondisi rumah saya jauh lebih rapi, mudah menemukan barang apapun
Waktu untuk diri sendiri ada, selama ini selalu ngerasa tidak punya waktu, padahal banyak
Setiap hari suami dan anak2 bisa menikmati masakan saya (setiap hari saya bisa masak itu hebat , biasanya ada aja yang beli ) jadi lebih menghemat pengeluaran, apalagi habis lebaran
Pencatatan keuangan keluarga harian pun merasa diperlukan, dan akhirnya punya pembukuan rumah tangga hehee

Waktu untuk diri sendiri diantaranya gowes, biasanya olahraga hanya senam saya, saya punya waktu lebih banyak untuk baca buku dan menulis (ini aktivitas yang entah sudah berapa tahun tidak saya kerjakan).

Itu baru 2 manfaat bagi pribadi, manfaat bagi anggota keluarga lain seperti paksu dan anak2 nampak lebih senang juga, *ratu* dirumah ini tak hanya sibuk dengan kerjaan rumah dan hp
Siang pun saya bisa tidur nyenyak karena tidak kefikiran kerjaan-kerjaan yang belum beres

Alhamdulillah...
Semoga istiqomah

Minggu, 20 Januari 2013

WAFA HANIYA QUR'ANA DAN PALESTINA


Putriku yang sholihah...
Saat Umi membuat tulisan ini, saudara-saudara kita di negeri para nabi Palestina sedang diserang bangsa kera Israel la'natullah 'alaih.

Tak sedikit teman-temanmu di negeri tempat kiblat pertama umat Islam yang menemui syahidnya. Mereka yang seharusnya menikmati masa kanak-kanak sepertimu namun masa tersebut telah direbut dalam serangan orang-orang jahat Yahudi, tetapi dalam kondisi peperangan teman-temanmu selalu ingat bahwa Allah selalu bersama mereka, sehingga tak ada ketakutan dalam hati mereka meskipun anak-anak seperti mereka harus berhadapan dengan tank dan rudal israel.

Nak Sholihah...
Kamu tahu kenapa Abi dan Umi memberimu nama WAFA HANIYA QUR’ANA?
Dalam nama tersebut tersimpan Do’a, Impian dan harapan kami padamu. Do’a, impian dan harapan sepasang orang tua untuk putri tercintanya. Semoga Allah memberkahi kita Nak..


WAFA
Pada malam ke-23 Ramadhan 1433 H, Syekh Adnan Ali Ar-Rantissi (adik DR. Abdul Aziz Ar-Rantissi, seorang syahid)
Menghadiahkan nama wafa untukmu, Wafa adalah putri bungsu beliau yang telah menghafal 30 juz Al-Qur’an di usia 9 tahun. Do’a, Impian dan Harapan kami, kamu akan mengikuti jejaknya, menjadi seorang penghafal Al-Qur’an. Aamiin Ya Allah...

HANIYA
Syahdunya lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan syekh HANI ar-Rifa’i, tak hanya mendamaikan hati, namun juga mampu menghadirkan penghambaan saat jiwa Alpa. (Umi mengagumi beliau)

Ismail HANIYA, seorang perdana menteri Palestina ini dan salah satu petinggi HAMMAS ini, dibalik syahdunya bacaan Al-Qur’an saat menjadi imam yang mampu membuat para jama’ah ikut menitikkan air mata (itulah salah satu tanda kedekatan seorang hamba dengan Allah Nak), beliau juga seorang yang berjiwa ksatria membela dan mempertahankan negeri yang dibebaskan oleh Sholahuddin Al-Ayubi, Palestina (Abi mengagumi beliau)

Perpaduan kedua nama ini kami ambil menjadi namamu Nak Sholihah. Do’a, Impian dan Harapan kami, kamu akan mewarisi kebaikan keduanya yang membuat Allah ridho dan para penghuni langit dan bumi mendo'akan mereka.

QUR’ANA
Syahrur Ramadhan yang merupakan bulan kelahiranmu adalah Syahrul Qur’an, dibulan ini Al-Qur’an diturunkan, dibulan ini orang-orang beriman semakin dekat dengan Al-Qur’an.
Dan Nak sholihah tahu? Palestina adalah negeri pencetak para penghafal Al-Qur’an. Banyak sekali anak-anak diusia kecil mereka begitu akrab dengan Al-Qur’an...
Do’a, Impian dan harapan kami kamu akan mengikuti kakak-kakakmu di negeri syuhada Palestina... Aamiin.. Ya Allah..

Itulah Do’a, Impian dan Harapan kami padamu Nak Sholihah... Kelak dalam suaramu, dalam gerak jasadmu, dalam geliat fikirmu, dalam kehalalan hartamu, dalam gelora jiwamu dan dalam sujud-sujud panjangmu ada sumbangsih untuk Palestina, seperti yang dicontohkan Bunda Yoyoh Yusroh... Aamiin ya Allah...

Dalam kedho’ifan Abi dan Umi terurai do’a pada sang Maha Kuasa, semoga Do’a, impian dan harapan kami kan terwujud... Aamiin... Ya Allah..

*Ammah/ami.. doakan Wafa y...

Pamulang, 19 November 2012

Selasa, 13 November 2012

SAAT KESYUKURAN DIUJI



Ketika keinginan dan impian datang setelah menanti dan mengusahakan bertahun-tahun, pencarian dan penantian yang sempat mampir, namun tak sempurna, hanya sekedar penggembira dan pengobat rindu. Tetap disyukuri...

Dalam pengembaraan ternyata menyimpan banyak impian, impian sebatas keinginan dan cita-cita serta impian yang memang merupakan sunatullah. Itulah impian...

Adakalanya impian itu datang bersamaan, kadang pula ia datang silih berganti dan bergilir. Tergantung sang empunya kehendak.

Ketika ia datang bersamaan, merupakan anugerah yang begitu indah, saat ia datang bergiliran pun tetap menjadi anugerah yang patut di syukuri. Harus disyukuri...

Namun, bagaimana jika ia datang terbalik, saat waktu dan momen sudah berubah, dua kesyukuran yang datang disaat bersamaan tapi tak dapat digenggam bersamaan karena masa telah berbeda.. Penuh kesyukuran :)...

#Santika

Senin, 12 November 2012

MUJAHIDKU

Senyum begitu cerah Tertampak
Tawa begitu renyah mengembang diantara tarikan gurat wajahnya
Tajam dan dalam kedua sorot mata itu bersinar
Kuat dan kokoh tapak kakinya menjejak

Sebuah cita…
Sebaris mimpi…
Pengokoh azzam dalam setiap geraknya
Penguat asa dalam titian langkahnya
Tanpa terucap, tanpa terdengar
Tersimpan dalam sukma terdalamnya

Ia masih bergerak
Dalam hiasan debu-debu jalanan
Dalam curahan lembut sang mentari
Dalam tumpahan butiran bening sang langit

Ia terus bergerak
Saat peluh ingin terseka
Saat kelopak ingin menutup
Saat tubuh ingin terhampar


Mujahid itu masih terjaga
Dalam detak detik waktu bergulir
Dalam gelap pekat menghantar
Dalam keheningan malam menemani
Terjaga, dalam lingkaran amanah dipundaknya

Ia akan terus bergerak
Dengan membawa segenap kekuatan dan kelemahan
Dalam segala Kelebihan serta keterbatasannya …

Ia masih dan akan terus bergerak dan bergerak
Hingga tapak tak terjejak
Hinggga genggaman terlepas
Hingga kelopak itu tertutup
Hingga…
Sang penguasa menghentikan langkahnya…

Untukmu mujahid tercintaku
SYAHRIL RAMADHAN LUBIS
Semoga Allah memberkahi langkah2mu , senantiasa membimbing dan meneguhkanmu di jalan-Nya…