Ada yang menggangu dalam batin saya, anak-anak muda yang secara fisik tak ada kekurangan, anak-anak muda yang terlihat masih segar (seharusnya), memiliki banyak kesempatan dan juga potensi namun harus 'bergentayangan' di jalan meminta-minta.
Profesi yang menurut mereka adalah perlawanan atas kemapanan, protes ketidaksukaan terhadap kondisi yang ada, ketidak adilan...
Entahlah, apapun argumentasi untuk pembenaran tersebut saya tak akan membahasnya, namun pemandangan tersebut menggelitik saya untuk merangkai kata-kata ini, saya teringat pada seorang kakek di Pasar Reni Jaya, Pamulang.
Kakek yang saya sebut sebagai seorang pejuang senja. Ya, di usia beliau yang senja nampaknya beliau tak ingin berpangku tangan mengharap belas kasih orang lain.
Saat itu, jam masih berada di pukul 04.30 wib. Ada keperluan yang sulit saya dapatkan di sekitar rumah, berangkatlah saya ke pasar Reni Jaya, pasar yang letaknya paling dekat dari rumah dibandingkan parsar-pasar lainnya (menurut saya).
Sepi... Tak terlalu ramai, karena masih pagi tak banyak pedagang yang menjajakan dagangannya, hanya beberapa orang. Tampak di depan mushola ada seorang yang sedang menata barang dagangannya, sambil jalan tertatih-tatih, ia membungkuk mengambil rempah-rempah lalu berdiri meletakkan rempah-rempah tersebut pada gerobak dagangannya.
Masya Allah... sudah sangat sepuh (yang saya lihat) namun luar biasa, pagi-pagi seperti ini beliau sudah siap 'berjuang', entah jam berapa beliau meinggalkan ranjang dimana (mungkin) banyak orang masih asyik terlelap, bahkan tak sedikit yang tak sadar dengan panggilan adzan shubuh.
Subhanallah... Kakek yang hebat!
Yang terbersit dalam batin saya, beliau bisa saja hidup lebih santai, diusia beliau yang sudah sepuh ada anak-anak atau cucu yang bisa saja membantu beliau, tak harus bersusah payah pagi gelap dan dingin seperti ini, berada di pasar...
Lagi-lagi hati saya hanya bisa berucap kakek yang luar biasa! Hebat! Subhanallah...
Ya Allah...
Berkahilah usia beliau...
Ya Rabb...
Berkahi kehidupan beliau...
Ya Rozzak...
Lapangkan rezeki beliau...
Ya Rahman ya Rahim...
Sayangi beliau dan balaslah segala perjuangan beliau dengan sebaik-baik balasan...
Aamiin...
Sekolah kehidupan ini memiliki begitu banyak guru yang mengajarkan berbagai pelajaran hidup. Sebuah pembelajaran yang tak pernah mengenal kata akhir sampai "saatnya tiba",bagi orang-orang yang membuka hati untuk mengambil pelajaran dari setiap episode perjalanan hidupnya
Jumat, 11 Maret 2011
Senin, 07 Maret 2011
Ku Ingin Mengabdi
Tapak-tapak masih terjejak di bumi-Mu
Peluh-peluh masih menetes
raib terserap benang terpintal rapi
Akal masih terus memutar menelurkan gagasan
Bumi menjadi saksi jejaknya
Langit menjadi saksi atas ikhlasnya menerima guyuran hujan dan terik mentari
Siang saksi kiprahnya
Malam saksi terjaganya mata dari lelap untuk Rabb dan umat
Adakah cita dalam setiap langkahnya?
Ada harapkah dalam setiap munajatnya?
Ada akhirkah untuk pengabdiannya?
Izinkanku mengabdi...
Pondok Benda, 8 Maret 2011
Peluh-peluh masih menetes
raib terserap benang terpintal rapi
Akal masih terus memutar menelurkan gagasan
Bumi menjadi saksi jejaknya
Langit menjadi saksi atas ikhlasnya menerima guyuran hujan dan terik mentari
Siang saksi kiprahnya
Malam saksi terjaganya mata dari lelap untuk Rabb dan umat
Adakah cita dalam setiap langkahnya?
Ada harapkah dalam setiap munajatnya?
Ada akhirkah untuk pengabdiannya?
Izinkanku mengabdi...
Pondok Benda, 8 Maret 2011
Langganan:
Postingan (Atom)